Rabu, 24 Oktober 2012

Positif atau Negatif?

Zaman akan terus bergerak dan berubah, tapi keyakinan pada Allah SWT tak bisa berubah. Allah akan tetap Esa, Allah akan senantiasa ada di setiap langkah kita...
Terkadang kita terlalu over estimate yang  justru cenderung berarah pada pesimisme melihat kemajuan zaman yang tentunya berimbas pada segala macam kehidupan sosial. Kita memang khawatir terhadap melesatnya alat komunikasi terhadap pergaulan anak-anak kita. Efeknya memang terkadang negatif, tapi dibalik sisi negatif tentu ada sisi positifnya. Segala sesuatu bila dilihat sisi negatifnya saja memang pada akhirnya akan menimbulkan prasangka-prasangka yang buruk dan ujungnya akan melahirkan fitnah. Tapi ketika apa yang kita lihat adalah sisi positif maka potensi-potensi baik pun akan bermunculan. Misalkan ketika mendapatkan oleh-oleh dari teman yang baru datang dari luar negeri. Ada yang di dalam hatinya mengatakan "Ah, sombong amat, baru ke luar negeri sekali aja pake ngasih oleh-oleh begini segala, yang kaya gini mah di Indonesia juga ada!" Orang yang seperti ini sudah menutup peluang kebaikan untuk dirinya sendiri, menutup peluang bersyukur, menutup peluang mendapatkan rizki yang lebih baik. Malah dia dapat dosa kalau apa yang disangkakan tidak benar. Orang yang satu lagi mengatakan : "Alhamdulillah, terima kasih ya atas hadiahnya,mudah-mudahan bermanfaat, semoga kamu bisa dapat kesempatan pergi ke sana lagi, dan bisa ngajak saya :) !" Orang yang ini tentu dibukakan peluang-peluang mendapatkan kebaikan, dengan bersyukur pada Allah, rizkinya bisa jadi nambah, dapat pahala karena menyenangkan orang lain, dan bisa mendoakan orang lain dan diri sendiri. 
So...Hadapi masa depan dengan positif thinking, dan positif effort tentunya, gantungkan semua harapan pada yang Maha Mengatur kehidupan. Kuatkanlah keyakinan pada-Nya, biarkan Allah yang menjaga keturunan kita di masa yang akan datang. Jangan lupa berdo'a...

Senin, 08 Oktober 2012

Belajar dari Kubangan Air

Pernahkah Anda melihat kubangan air atau mungkin air got yang tergenang ?
Apa yang terjadi ketika ada air bekas cucian yang masuk ke dalam air yang tergenang itu?
Apa yang terjadi ketika air hujan turun?
Manusia yang tidak berusaha untuk belajar memahami ayat-ayat Allah, tidak mau berusaha memperbarui keimanannya pada Allah, diibaratkan seperti air yang berada dalam kubangan atau seperti air got yang tak pernah mengalir. Dia akan terus berputar dalam kubangan, yang makin lama akan berkurang kejernihannya bahkan bisa menjadi sarang penyakit. Ketika iman seseorang lemah karena silau dengan nikmatnya dunia yang semu, terlalu cinta pada harta, jabatan, harga diri dan syahwat , dan dia enggan untuk memperbarui iman, maka akibatnya mata hati tak lagi jernih, keras dan muncullah berbagai macam penyakit, entah itu penyakit psikis ataupun fisik.
Saat air yang tergenang tersiram air yang kotor, maka yang terjadi air yang tadinya tidak terlalu kotor akan semakin kotor. Manusia yang tidak berusaha memperbarui iman, ketika bertemu lingkungan atau teman yang tidak baik tentunya akan mendapat pengaruh dari lingkungannya. Yang tadinya masih mau shalat, ketika bertemu teman-teman yang tidak pernah shalat pasti akan terpengaruh.Entah hanya untuk menunda waktu, sampai akhirnya bisa bolong sholatnya atau bisa jadi ngga sholat sama sekali
Ketika hujan turun, air yang semula tergenang akan terkikis oleh derasnya air hujan, air yang semula kotor akan tergantikan dengan aliran air yang lebih jernih. Begitupun dengan manusia yang terus menerus memperbarui keimanannya. Ketika hatinya mulai kotor, siraman Ruhiyah akan ia cari. Imannya akan senantiasa dipertebal dengan zikrulah, mengingat Allah di setiap kesempatan, merasakan hadirnya Allah Yang Maha Melihat di setiap kesempatan. Sehingga lunturlah noda-noda yang mulai mengotori hatinya. Pengaruh yang tidak baik dari luar diri otomatis tak akan berdaya mewarnai hati yang senantiasa dibersihkan. 
Subhanallah..Maha Suci Allah atas segala hikmah yang diberikan melalui ayat-ayat kauniyah-Nya...   

Jumat, 05 Oktober 2012

Sajadah oh Sajadah

       Syaithan tak akan kenal lelah untuk mencari pengikut dari golongan manusia. Ketika kita akan berbuat kebaikan, pasti akan senantiasa dihembuskan bisikan-bisikan hati yg membuat kita membelokkan niat, apalagi untuk berbuat kejahatan, pasti para syaithon akan mendukung penuh.
       Pun ketika sholat, baru mau mulai sholat godaan bermunculan, mulai dari acara TV yang nanggung untuk dilewatkan, kerjaan kantor yang sudah deadline, update status yang blom slsai dan banyak alasan lain yang bikin kita jadi menduakan Allah. Ketika sholat berjama'ah...itu juga jadi ladang buat para syaithon nyari mangsa. Rasulullah SAW dalam sabdanya : " “Luruskan shaf-shaf kalian karena sesungguhnya kalian itu bershaf seperti shafnya para malaikat. Luruskan di antara bahu-bahu kalian, isi (shaf-shaf) yang kosong, lemah lembutlah terhadap tangan-tangan (lengan) saudara kalian dan janganlah kalian menyisakan celah-celah bagi setan." (HR Abu Daud).
        Bujuk rayu syetan pun dihembuskan lewat sajadah, bentuknya yang sekarang semakin lebar memang membuat kita nyaman dan betah duduk di sajadah. Tapi  bentuk yang lebar ini, kadang bermasalah ketika dipake buat sholat jama'ah. Egoisme mulai terasa sejak sajadah lebar dibentangkan. Bukannya berlomba-lomba merapatkan shaff, justru yang dirapatkan adalah sajadahnya, jama'ah tidak mau bergeser merapatkan kaki atau bahu dengan jama'ah di sampingnya, karena sudah PeWe dengan sajadahnya yang super lebar, akhirnya semakin senanglah syetan karena dikasih tempat buat menggoda manusia. Bahkan karena saking lebar dan bagus sajadahnya, akhirnya yang sajadahnya Jadul bin Kumel bin Kecil jadi korban penindasan sajadah yang besar. Dan ini biasanya terjadi di shaff ibu-ibu....kalo di shaff bapak-bapak mudah-mudahan sih tidak begitu ::)
       Padahal semestinya ketika sekarang muncul trend sajadah yang lebar, itu justru jadi ladang amal buat yang punya sajadah, supaya sajadahnya bisa bermanfaat juga untuk orang lain yang mungkin pas sholat tidak bawa sajadah.