Selasa, 23 April 2013

Selamat Hari Kartini....

Masyarakat Indonesia merayakan hari Kartini setiap tanggal 21 April, biasanya beberapa merayakan dan memeriahkan dengan berbagai lomba, diantaranya dengan lomba busana daerah seperti yang kemarin kulihat di sebuah sekolah SD. Bagiku perayaan Kartini bukan hanya sekedar membangkitkan semangat "emansipasi"yang sering disalah arti, atau semangat "Kesetaraan Gender" yang diusung berbagai kelompok wanita yang sering tak tau diri.
Apa yang diperjuangkan Ibu Kartini bukan untuk menempatkan perempuan sama persis dengan laki-laki dalam segala hal ...repot juga ya kalo perempuan harus sama semuanya dengan laki-laki, padahal secara fisik dan psikologis perempuan dan laki-laki banyak perbedaannya. Walupun untuk hal-hal yang bersifat spiritual dan kemanusiaan memang ada kesamaan antara laki-laki dan perempuan, seperti dalam surat At-Taubah ayat 71, "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Kartini adalah pejuang hak wanita sejati, bukan memperjuangkan emansipasi yang membuat perempuan kadang lupa diri dan tak hormat pada suami. Yang beliau perjuangkan adalah pendidikan yang layak bagi kaum perempuan, yang pada saat itu memang didiskriminasikan. Pendidikan yang kelak menjadi bekal dalam mendidik putra-putri mereka, bukan justru untuk bersaing dengan tujuan ingin menjadi pemenang dalam pertarungan antara laki-laki dan perempuan. Sebagaimana pikiran RA. Kartini yang ditulis pada masa hidupnya. “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama”. Demikian surat RA. Kartini kepada Prof. Anton dan istrinya pada 4 Oktober 1902.
Semoga perempuan-perempuan Indonesia khususnya para muslimah tidak terjebak dengan permasalahan kesetaraan GENDER dan arus dunia yang mengarah  pada materialisme dunia yang sangat menggoda. Kembalikan semua pada hukum Allah SWT....
Walaupun agak terlambat saya ucapkan Selamat Hari Kartini....bagi perempuan-perempuan Indonesia :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar